IMG_20220729_091710

BBGRM Semarang Selatan Bagikan Bibit Tanaman dan Susu Cegah Stunting Anak

SEMARANG (SUARABARU.ID) Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, yang ditempatkan di Kelurahan Lamper Lor, membagikan bibit tanaman dan susu kesehatan untuk cegah stunting anak di lapangan Cempedak Kelurahan Lamper Lor, Jum’at (29/7/2022).

Menurut Irwan Loekito, Ketua Panitia pelaksanaan BBGRM Kecamatan Semarang Selatan, pembagian bibit tanaman tersebut sebagai bentuk upaya untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di 10 kelurahan di Kecamatan Semarang Selatan.

“Ada 100 bibit tanaman yang dibagikan, sedang untuk pembagian susu untuk mengurangi stunting anak ini ada 8 paket selama satu bulan untuk balita stunting di Kelurahan Lamper Lor dan itu merupakan satu bentuk CSR (corporate sosial responsibilty) perusahaan terhadap masyarakat. Dan diharapkan, susu ini dapat membantu mengurangi stunting pada anak balita dan bisa meluas ke kelurahan lain di kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang secara keseluruhan,” jelasnya.

Ronny Cahyo Nugroho, Camat Semarang Selatan menyampaikan, BBGRM adalah suatu gerakan nasional yang telah dicanangkan dan diperingati setiap tahun dan BBGRM ini adalah nilai-nilai gotong royong kerja sama dengan masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan dan untuk tingkat kecamatan di pusatkan di Kelurahan Lamper Lor.

“BBGRM ini merupakan satu kegiatan untuk senantiasa, mengingatkan kita, bahwa gotong royong ini menjadi budaya yang harus terus dilestarikan di lingkungan masyarakat. Ada dua kegiatan, yaitu fisik dan non fisik. Untuk kegiatan fisiknya adalah kerja bhakti. Sedangkan non fisiknya mengatasi stunting dan kebetulan ada donatur dari Perusahaan Susu bergizi dari Tangerang, yang merupakan jejaring Ketua LPMK Lamper Lor,” ungkapnya.

Camat Semarang Selatan berharap, kedepan melalui BBGRM dapat terus melestarikan budaya hidup gotong royong di masyarakat secara lebih luas. Terutama kepada generasi muda, yang diwakili karang taruna dan mahasiswa.

“Kita ada estafet budaya gotong royong yang kita serahkan dari sesepuh kepada kaum muda, yang tadi diwakili karang taruna dan adik-adik mahasiswa. Agar kemudian budaya gotong royong terus hidup di masyarakat,” harapnya.

Bantuan Susu Stunting

Pada kesempatan itu, dari pihak PT Nutrisi Esensi Utama yang memberikan bantuan susu bergizi untuk stunting menyampaikan, bahwa bantuan susu bergizi untuk penderita stunting anak tersebut, diberikan kepada anak-anak yang menderita stunting yang ada di Kecamatan Semarang Selatan, diharapkan dapat mengatasi stunting dan bisa ada pertumbuhan.

“Kami mendapat kabar jika di sini ada data anak stunting dan kebetulan kami memiliki susu bergizi Neutral100, yang khusus untuk anak stunting. Jadi kita coba selama satu bulan, harapannya bisa kita ukur bagaimana pertumbuhannya. Jika rutin meminum setiap hari satu, diharapkan ada pertumbuhan,” jelas Ahmad Setiawan perwakilan dari perusahaan susu tersebut.

Susu bergizi yang diberikan, lanjutnya, berjumlah delapan paket sesuai dengan data stunting yang ada di Semarang Selatan dan selama satu bulan bisa diukur perkembangannya, anak yang menderita stunting dengan mengonsumsi susu bergizi Neutral100 ini pertumbuhannya seperti apa dalam satu bulan.

“Jika dalam satu bulan mengonsumsi susu ini perkembangan dan pertumbuhannya bagus, Pak Camat tadi bilang bisa menjadi percontohan untuk kecamatan lain,” terang Manajer Produksi ini.

Sumber : suarabaru.id

29-susu-3-1024x677

Nutrisi Sawit Dibutuhkan Susu Formula Anak

Tingginya kandungan Vitamin A dan Vitamin E di dalam minyak sawit menjadi bahan baku untuk susu formula anak.

Prof.Dr. Nuri Andarwulan, Direktur SEAFAST IPB mengatakan susu formula mengandung campuran spesifik lemak nabati yang berasal dari minyak sawit untuk meniru kandungan asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tak jenuh rantai tunggal (MFA), dan asam lemak tak jenuh rantai jamak (PUFA) pada ASI3.

Susu formula mengandung campuran spesifik lemak nabati untuk meniru kandungan asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tak jenuh rantai tunggal (MUFA), dan asam lemak tak jenuh rantai jamak (PUFA) pada ASI3. Campuran minyak nabati yang biasa ditambahkan adalah minyak olein sawit, kelapa, kedelai, bunga matahari tinggi oleat, jagung, kanola, sunflower, zaitun dan MCT4,5,6,78,9.

Komposisi lemak ASI didominasi triasilgliserol sangatlah cocok dengan kandungan minyak sawit yang terdiri dari disaturated POO, POL dan LOO. Menurut Nuri, kandungan minyak sawit yang ada pada susu formula tidak akan terganti oleh minyak nabati lain.

Dia menegaskan, susu formula harus menggunakan minyak sawit untuk mencampuri supaya bisa menyamai ASI. “Banyak orang tidak tahu kandungan di susu formula berasal dari minyak sawit. Itu sebabnya negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat menekan komoditas sawit,” tegasnya.

Lalu apa saja kandungan nutrisi di dalam minyak sawit? Terdapat karoten (Vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (Vitamin E) yang sangat tinggi sehingga mengandung zat antioksidan. “Dibandingkan minyak kedelai, kandungan tokotrienol minyak sawit dua kali lebih banyak,” ujar Nuri.

Minyak sawit mempunyai keistimewaan dibandingkan minyak nabati lain. Ini sudah dapat terlihat dalam proses pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil) menjadi minyak goreng goreng sawit. “Hal ini sangat erat dengan kandungan gizi makro dan mikro,” katanya.

Nuri menerangkan, karakteristik kimia sawit yang ada pada kandungan gizi makro dan mikro keduanya sangat berperan pada kesehatan tuhuh manusia. “Bagaimana kandungan gizi dalam menyumbang pada kesehatan masyarakat Indonesia yang mengonsumsi minyak goreng sawit,” tambahnya.

Adapun minyak Goreng Sawit (MGS) mengandung 40% Asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA), 10% asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) dan 50% Asam Lemak Jenuh (SFA). Minyak goreng sawit sangat tinggi kandungan Vitamin E (tocopherols dan tocotrienols) yaitu mencapai 700-800 ppm lebih, jika dibanding dengan minyak nabati lainnya.

Dia menuturkan minyak sawit sangatlah cocok digunakan sebagai bahan baku minyak goreng karena mengandung hampir 50 persen asam lemak jenuh dan hampir 50 persen lemak tidak jenuh. Selain itu, terdapat pula kandungan omega 9 yang berfungsi untuk membangun dinding sel dan membran sel tubuh.

“Jika kita mengonsumsi produk suplemen vitamen E yang ada di pasaran (Natur E) dari gandum itu hanya mengandung tokoferol. Tetapi mengonsumsi vitamin E dari sawit yang mengandung tokotrienol yang antioksidannya lebih tinggi. Kandungan ini yang disembunyikan oleh negara-negara yang tidak suka dengan sawit,” jelasnya.

Minyak Goreng Sawit juga mengandung asupan lemak. Persoalannya kenaikan asupan lemak meningkat tajam dibanding minyak nabati lainnya. Ini terkait dengan atuarn Peraturan Menteri Kesehatan No.30/2013 tentang kandungan gula, garam, dan lemak (GGL)pada pangan olahan dan pangan siap saji.

Kontribusi jenis pangan olahan terhadap asupan lemak yaitu Cereals sebesar 24,64, Snack sebesar 18,10 dan Poultry 15,46. Rekomendasi dari WHO 45-78, masyarakat Indonesia masih masuk.

Tetapi jika untuk asupan Mono Unsaturated Fatty Acids (MUFA) masih di bawah standar yaitu 18,02 gram/hari dari standar 33-45 gram/hari, sementara untuk asupan Poly Unsaturated Fatty Acids (PUFA) hanya 18,86 gram dari standar 13-25 gram/hari.

Hasil studi pada 2016 menunjukkan Indonesia dan Malaysia masih menghadapi persoalan kekurangan MUFA dan PUFA yaitu Indonesia 8,22g/hari (MUFA) dan 5,53g/hari (PUFA). Sementara Malaysia hanya 17,23g/hari (MUFA) dan 10,75g/hari (PUFA).

Dalam kesempatan terpisah, Prof.Nuri Andarwulan Sementara itu minyak biji bunga matahari itu karakteristiknya sama dengan minyak kedelai dan jagung, yakni 85-90 persen asam lemak tidak jenuh, 10-15 persen asam lemak jenuh. “Kalau digunakan untuk menggoreng, radikal bebasnya tinggi, mudah cepat rusak dan cepat tengik,” katanya.

Asam lemak tidak jenuhnya memang tidak seistimewa minyak kedelai, tambahnya, tapi istimewanya minyak sawit bisa digunakan untuk menggoreng, sehingga memberi sumbangan nutrisi dan zat gizi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuhnya dalam tubuh.

“Yang tidak jenuhnya itu asam oleate dan sedikit lenoleate dan itu memang juga dimiliki oleh kedelai tapi kedelai amat sangat tinggi asam lemak tidak jenuhnya sehingga tidak bisa digunakan untuk menggoreng. Berarti zat gizi yang berada dalam minyak yang diperoleh dari makanan ya dari sawit,” kata Nuri.

Keuntungan lainnya apabila mengonsumsi minyak sawit, menurut dia, mengandung omega9 yang berfungsi untuk membangun dinding sel dan membran sel tubuh, selain itu kebutuhan lemak dalam tubuh mulai dari otak yang bahan baku utamanya adalah kolesterol, diperoleh dari asam lemak jenuh.

Sumber

glass-jar-full-milk(2)

“Susu” Nabati yang Sebenarnya Bukan Susu, Kenali 8 Jenisnya

JAKARTA, KOMPAS.com – “Susu” yang diolah dari bahan nabati seperti biji-bijian dan kacang-kacangan seringkali jadi opsi bagi mereka yang tak mengonsumsi bahan hewani.

Ada yang memang tak mau mengonsumsi bahan hewani seperti susu, daging, dan telur karena pilihan pola makan. Namun ada juga yang karena alergi atau intoleransi.

Namun ternyata, penyebutan “susu” terhadap produk nabati tersebut sebenarnya tak tepat.

Menurut Dr. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), olahan nabati tersebut tidak bisa disebut susu.

“Susu adalah cairan yang keluar dari kelenjar ambing. Kelenjar ambing ada di semua mamalia. Ambing adalah wadah susu pada hewan, kalau yang dipegang pemerah itu putingnya,” jelas Epi pada Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).

Standar Nasional Indonesia tentang susu segar tahun 2011 juga menyebut susu sebagai cairan yang keluar dari kelenjar ambing sapi.

Penyebutan olahan nabati sebagai “susu”, kata Epi, mungkin karena penampilannya yang secara fisik cukup mirip.

Di dunia, ada banyak ragam jenis “susu” nabati yang bisa kamu konsumsi sebagai pengganti susu hewani. Seperti dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa opsi “susu” nabati yang bisa kamu coba sebagai alternatif mengonsumsi susu hewani.

  1. Susu kacang kedelai
    Susu kacang kedelai dibuat dari kacang kedelai atau isolat protein kedelai. Terkadang, susu kedelai diberi tambahan berupa pengental dan minyak sayur untuk meningkatkan rasa dan konsistensi.

Rasa dari susu kedelai biasanya ringan dan sedikit creamy. Namun rasanya bisa berbeda tergantung merk.

Susu kedelai paling baik digunakan jadi pengganti susu sapi dalam sajian gurih, dicampur dengan kopi, atau dengan sereal.

Dalam hal nutrisi, susu kedelai jadi salah satu pengganti non-susu yang paling mirip dengan susu sapi. Keduanya mengandung jumlah protein yang mirip, tetapi susu kedelai punya kandungan kalori, lemak, dan karbohidrat setengahnya dari susu sapi.

  1. Susu kelapa
    Berbeda dari santan yang biasa kamu gunakan untuk memasak, susu kelapa ini merupakan versi lebih encer. Susu kelapa punya tekstur yang creamy dan manis dengan sedikit rasa kelapa yang lembut.

Susu kelapa mengandung protein dan karbohidrat paling rendah di antara susu nabati lainnya.

  1. Susu oat
    Susu oat seperti namanya, merupakan campuran dari oat dan air. Oat milk punya rasa yang manis dan ringan.

Biasanya susu oat digunakan untuk memasak sebagai pengganti susu sapi. Susu oat akan terasa enak untuk campiran sereal atau smoothies.

Susu oat mengandung jumlah kalori yang mirip dengan susu sapi, dua kali lipat jumlah karbohidrat, dan sekitar setengah jumlah protein dan lemak.

  1. Susu beras
    Susu beras dibuat dari beras putih atau coklat yang digiling dan dicampur dengan air. Seperti susu nabati lainnya, biasanya susu beras diberi tambahan berupa pengental untuk meningkatkan kekentalan dan rasa.

Susu beras punya rasa yang ringan dan manis alami. Konsistensinya agak cair dan baik untuk diminum langsung atau dicampur jadi smoothies, dengan sajian penutup, atau dengan oatmeal.

Susu beras mengandung jumlah kalori yang mirip dengan susu sapi tapi dua kali lipat tingkat karbohidratnya. Protein dan lemaknya juga lebih sedikit.
Oleh karena jumlah protein yang rendah, susu beras bukan pilihan terbaik untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, atlet, dan orang tua karena mereka membutuhkan lebih banyak protein.

  1. Susu kacang mede
    Susu kacang mede dibuat dari campuran kacang mede atau mentega kacang mede dan air dengan rasa yang kaya dan creamy, manis, dan rasa kacang yang terasa halus.

Susu kacang mede baik untuk dijadikan pengental untuk smoothies, krimer kopi, dan pengganti susu sapi untuk sajian penutup.

Susu kacang mede punya kandungan kalori, karbohidrat, dan gula yang rendah. Namun, susu kacang mede juga punya kandungan protein yang rendah dan mungkin bukan pilihan yang tepat untuk orang yang membutuhkan protein tinggi.

  1. Susu macadamia
    Susu macadamia sebenarnya terbuat lebih banyak dari air dan hanya sekitar tiga persen kacang macadamia. Susu macadamia merupakan pendatang baru di pasar. Susu macadamia punya kandungan lemak tak jenuh tunggal yang tinggi dan kalori serta karbohidrat yang rendah.

Rasanya kaya, lebih lembut, serta lebih creamy daripada susu nabati lainnya. Susu ini terasa enak jika langsung diminum atau bisa juga dicampur dengan kopi atau smoothies.

  1. Susu quinoa
    Susu quinoa punya rasa yang cukup tajam, sedikit manis, dan terasa kacang-kacangan. Susu quinoa mengandung jumlah kalori, protein, dan karbohidrat yang cukup jika dibandingkan dengan susu nabati lainnnya.

Biji quinoa dikenal sangat bernutrisi, bebas gluten, dan kaya akan protein tingkat tinggi.

Quinoa juga dikenal sebagai superfood dalam beberapa tahun belakangan. Susu quinoa paling tepat untuk dicampurkan dengan sereal atau bubur hangat.

8, Susu kacang almond
Susu kacang almond terbuat dari kacang almond utuh atau mentega almond yang dicampur dengan air.

Susu almond punya tekstur yang ringan dan rasa yang sedikit manis dengan rasa kacang. Susu almond biasa dicampur dengan kopi dan teh, juga dicampur menjadi smoothies dan jadi pengganti susu sapi untuk sajian penutup dan kue-kue.

Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu almond mengandung lebih sedikit kalori dan lemak. Susu almond juga punya kandungan protein dan karbohidrat yang lebih rendah.

Sumber